Lokasi: Pajajar, Kec. Rajagaluh, Kab. Majalengka.
Map: Cek Lokasi
Masyarakat yang singgah ke kota Majalengka, umumnya akan mendatangi wisata kuliner ataupun destinasi wisata alam. Ternyata selain kedua wisata tersebut, tidak ada salahnya mengunjungi jejak petilasan dari seorang Raja Padjajaran bernama Prabu Siliwangi. Tempat yang bersejarah ini memang dikeramatkan, namun tak kalah menarik untuk dikunjungi. Agar lebih mengenalnya lebih lanjut, simak ulasan berikut.
Mengenal Lebih Dalam Dengan Petilasan Prabu Siliwangi
Image Credit: Trepelin.com |
Petilasan atau pasanggrahan diartikan sebagai daerah singgah kawasan berdiam, tempat tinggal, tempat bertapa, dan sejenih kawasan tinggal lainnya. Dengan begitu, tempat ini mampu dikatakan sebagai alternatif belajar sejarah kerajaan Padjajaran sekaligus berwisata melepaskan penat. Semakin diperbaiki, kini petilasan juga bisa dimanfaatkan untuk wisata alam yang tak kalah indah mirip tempat wisata alam lainnya.
Uniknya, jumlah pengunjung yang tiba akan semakin bertambah jumlahnya saat memasuki waktu waktu tertentu. Momen unik tersebut dapat ditemukan ketika malam jum’at kliwon, akhir pekan, hari raya, ataupun hari libur nasional. Selagi melihat banyak sekali peninggalan dari situs bersejarah tersebut, pengunjung akan disuguhkan dengan keindahan telaga serta mata air yang diberi nama Selendang Bidadari.
Bukan hanya terkenal dari masyarakat sekitar lokasi saja, bahkan kepopulerannya sebagai situs bersejarah telah didengar hingga luar daerah. Bahkan mereka rela datang dari jauh, hanya untuk melihat pribadi bagaimana menakjubkannya tempat wisata satu ini. Bahkan di sekitar lokasi wisata, sudah biasa menjadi tempat perkemahan yang dikenal dengan nama Bumi Perkemahan Prabu Siliwangi.
Di sekitar tempat petilasan, Anda mampu menemukan pemandangan telaga yang bagus dan dilengkapi dengan hutan rimbun nan lebat. Tak hanya duduk cantik di tepian telaga semata, pihak pengelola memperbolehkan pengunjung berenang disana. Yang membuatnya tampak menarik untuk dicoba, terlihat dari warna airnya yang sangat jernih dan terasa menyegarkan ketika cuaca sedang panas panasnya.
Image Credit: Wisatacirebon.info |
Tertarik untuk mengunjungi watu petilasannya ? Pengunjung memang diperkenankan untuk mengunjungi kerikil petilasan tersebut, hanya saja harus meminta pemberian kepada juru kunci terdahulu untuk membukakan ruangan tertentu. Seperti yang diduga sebelumnya, ruangan tersebut berisikan kerikil berukuran besar yang dipercaya sebagai daerah bertapa sang Prabu Sliwangi. Disebut sebagai tempat bertapaan, tidak heran jikalau lampu ruangan dinyalakan masih terlihat samar samar.
Sebelum mengunjungi watu petilasan tersebut, tidak ada salahnya untuk mampir melihat pesanggarahan dari sang Prabu. Jika dilihat sekilas memang tampak seperti makam, namun ternyata tempat tersebut bukanlah makan yang sebenarnya. Menurut juru kunci lokasi wisata, kawasan yang dikatakan makam tersebut dulunya dipakai sebagai tempat berkumpul bagi sang Prabu dengan para petinggi.
Ketika sedang asik berjalan kalem sembari menikmati keindahan alamnya, pengunjung akan disambut dengan patung yang dibentuk seperti dengan harimau. Ternyata pembangunan patung hariamu bukanlah keisengan semata, alasannya patung hewan tersebut identik dengan Prabu Siliwangi sendiri. Selain patung harimau, disini juga terdapat Tugu Kujang yang disebut sebagai senjata khas Jawa Barat.
Selama berada di kawasan wisata ini, tak perlu heran jikalau hampir di setiap sudutnya menemukan simpanse berwarna coklat pudar. Tak perlu khawatir akan diserang, pasalnya mereka sudah terbiasa dengan kehadiran insan dan bahkan tak jarang meminta kuliner kepada para pengunjung. Bahkan tak jarang pula, para pengunjung berusaha untuk mengabadikan tingkah usil sang monyet.
Fasilitas yang Tersedia & Harga Tiket Masuk
Image Credit: Cowongaco.blogspot.com |
Sebagai kawasan berziarah, pihak pengelola ingin menawarkan pelayanan terbaik untuk memenuhi segala kebutuhan para pengunjungnya. Oleh akhirnya, mereka pun menyediakan toilet yang terjaga kebersihannya, mushola, serta berdirinya beberapa warung yang dikelola oleh masyarakat sekitar. Di warung tersebut, menawarkan aneka masakan dan minuman untuk melepaskan rasa lapar dan dahaga.
Seringkali anak anak maupun orang cukup umur merasa bosan saat harus mengunjungi tempat bersejarah. Mengerti akan kebutuhan tersebut, kemudian pihak pengelola menambahkan aneka permainan seru yang bisa mengusir rasa bosan. Hal ini nampaknya membawa imbas faktual, sekaligus menghilangkan anutan bila mengunjungi wisata bersejarah sama serunya ketika mengunjungi destinasi wisata lainnya.
Apa saja wahana yang bisa dicoba ? Mulai dari kolam renang dengan kesejukan airnya, sepeda air, tempat berkemah, dan tidak lupa penambahan area outbond. Di tempat ini pula, Anda bisa menemukan pancuran Cikahuripan atau biasa disebut Pancuran Selendang Bidadari yang biasa digunakan sebagai kawasan pemandian para peziarah. Semua wahana tersebut, semata mata untuk membuat pengunjung betah berlama lama disana.
Sebelum menginjakkan kaki ke tempat wisata, pengunjung akan dikenai tarif tiker masuk. Hanya dengan membayarkan sekitar 15 ribuan per orangnya, nuansa alam yang masih asri sekaligus berguru sejarah bisa dilakukan sepuasnya. Khusus bagi para pengunjung yang membawa kendaraan besar seperti truk maupun bus, mampu memarkirkan kendaraannya di depan Balai Desa Pajajar Kecamatan Rajagaluh.
Rute Menuju Lokasi Wisata Petilasan Prabu Siliwangi
Image Credit: Perlupiknik.com |
Dari tempat parkiran kendaran besar, setiap pengunjung diwajibkan untuk berjalan kaki sekitar 1 kilometer. Sedangkan untuk pengunjung yang membawa kendaraan pribadi kecil, mampu memarkirkan kendaraannya sekitar 400 meter dari kawasan petilasan. Jikalau datang menggunakan kendaraan langsung, silahkan melaksanakan kunci gAnda sebagai langkah antisipasi dari tangan yang tidak bertanggung jawab.
Apakah Anda memasukkannya sebagai destinasi yang akan dikunjungi berikutnya ? Silahkan datang langsung di Desa Pajajaran, Kecamatan Rajagaluh, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Atau lebih tepatnya berada di daerah dalam hutan kaki Gunung Ciremai, yang berada di sebelah barat dan berdekatan dengan bangunan Pemda (Pemerintah Daerah) Jawa Barat. Letaknya yang cukup strategis, memudahkan pengunjung dari luar kota untuk hingga di daerah wisata.
Apabila ditemukan kendala untuk menemukannya, ada baiknya bertanya kepada masyarakat sekitar. Karena cukup terkenal, hampir tidak ada sama sekali yang tidak mengenal destinasi wisata ini. Tak perlu malu untuk meminta tolong, alasannya adalah masyarakat justru bahagia membantu wisatawan. Anda juga bisa memanfaatkan teknologi canggih yang sudah disematkan pada smartphone kesayangan, untuk menuntun kembali di jalur yang bahwasanya.
Selain menggunakan kendaraan eksklusif, pengunjung juga bisa memanfaatkan kendaraan umum untuk bisa mengantarkan ke destiasi wisata satu ini. Caranya dengan mendatangi terminal Rajagaluh, lalu mencari kendaraan seperti pick up yang akan mengarah ke Desa Pajajar. Perjalanan menuju desa termasuk sulit, mengingat letaknya yang berada di kaki hutan Gunung Ciremai yang pastinya banyak kelokan dan juga jalan menanjak khas pegunungan.
Kabar gembiranya, pengunjung akan disuguhkan dengan pemandangan indah selama perjalanan. Ditambah dengan udaranya yang sejuk dan kicauan burung, berhasil menenangkan pikiran ketika suntuk melanda. Sesampainya di Desa Pajajaran, silahkan lanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sekitar 5 hingga 10 menitan saja untuk hingga di pintu gerbang daerah wisata.
Nuansa mistisnya memang masih kental, namun hal ini justru dianggap menjadi daya tarik tersendiri. Bahkan jumlah pengunjung di waktu tertentu semakin membludak, entah alasannya adalah penasaran ataupun memang ingin berkunjung ke situs bersejarahnya. Meski pertama kali mendengarnya terasa seram, faktanya banyak yang merasa betah berlama lama sebab suguhan telagan dan mata airnya mampu menghadirkan kenyamanan.