Menyusuri Kemegahan Keraton Kanoman di Kota Cirebon |
Lokasi: Jl. Kanoman No.40, Lemahwungkuk, Kec. Lemahwungkuk, Kota Cirebon.
Map: Cek Lokasi
Sebelum Indonesia sampai di satu pemerintahan, Indonesia memiliki pemerintahan kerajaan dan juga kesultanan. Masa tersebut tentunya meninggalkan hal hal yang menarik untuk di telusuri. Salah satu kota yang identik dengan periode tersebut yaitu Cirebon. Memiliki keraton yang menjadi ikonnya, rasanya tak lengkap jika tak mampir ke Keraton Kanoman di kota Cirebon. Untuk tahu bagaimana keseruan dan daya tariknya simak ulasan berikut.
Sejarah Singkat Keraton Kanoman Cirebon
Image Credit: Molarentcar.com |
Keraton Cirebon memang terbagi menjadi dua ialah keraton Kasepuhan dan juga Keraton Kanoman. Untuk sejarah singkat dari keraton Kanoman sendiri di mulai pada kala pemerintah Sultan ke VI yang memiliki panembahan Ratu II mempunyai konflik dengan kerajaan Mataram. Pada ketika tersebut Mataram pro dengan VOC dan mewaspadai Cirebon bekerja sama dengan Banten untuk melakukan pemberontakkan.
Yang risikonya membuat Pangeran Karim diundang oleh Sultan Amangkurat, yang lalu menahan Panembahan Girilaya dan tidak diijinkan kembali ke Cirebon. Panembahan Girilaya ditahan sampai tutup usia dan kemudian dimakamkan di Bukit Wonogiri. Hingga menciptakan lokasi pembaringan Pangeran Karim dikenal dengan Panembahan Girilaya. Karena rasa sedikih dan penuh penyesalan ketiga putranya melanjutkan kepemimpinan dengan kembali ke Cirebon.
Semua putranya merasa layak untuk menggantikan kepemimpinan sang Ayah. Sultan Banten yang sudah dianggap sekutu akhirnya membagi Kesultanan Pakungwati 3 bagian. Setiap putra akan mendapatkan masing masing bagian keraton. Dimana Kasepuhan dipegang oleh Pangeran Martawijaya, Kanoman dipegang Pangeran Kertawijaya serta Kacirebon dibawah kekuasaan Pangeran Wangsakerta.
Struktur Bangunan Keraton Kanoman
Image Credit: Wikipedia.org |
Keraton Kanoman memiliki bangunan yang menghadap ke bagian utara dengan bab luar yang mempunyai arsitek Hindu. Bagian depan ini disebut dengan Balai Maguntur yang fungsinya sebagai Sultan untuk berpidato maupun menghadiri sebuah upacara. Intinya bangunan ini difungsikan untuk daerah kedudukan pada era tersebut. Di kompleks keraton Kanoman juga terdapat bangunan Siti Hingil.
Di depan Keraton eksklusif berhadapan dengan alun alun yang digunakan untuk daerah berkumpulnya warga ataupun tamu. Di dalam keraton Kanoman anda akan melihat peninggalan Sunan Gunung Jati. Peninggalannya berupa kereta yang tersimpan di dalam meseum. Tak hanya itu di keraton Kanoman juga ada bangsal atau yang bisa disebut dengan Pendopo Jinem untuk menerima tamu dan acara acara lainnya.
Daya Tarik Keraton Kanoman Cirebon
Image Credit: Ayocirebon.com |
Perjalanan anda menyusuri sejarah Cirebon akan semakin lengkap jika mengunjungi keraton ini. Ada beberapa koleksi benda bersejarah yang menciptakan anda terkagum. Seperinya kereta yang masih terjaga dan terawat sampai kini. Kereta yang bernama Paksi Naga Liman dan Jempana yang merupakan peninggalan Sunan Gunung Jati ini masih tampak kokoh dan gagah. Yang menciptakan kereta unik yaitu bentuknya yang seperti dengan burok.
Kereta Paksi Naga Liman merupakan kereta yng berbahan kayu sawo dan dibuat Pangeran Losari di tahun 1428 M. Kereta ini merupakan kereta kebesaran yang bentuknya gabungan dari burung, naga dan juga gajah yang membawa senjata bentuk trisula. Perpaduan bentuk ini bukanlah tanpa arti,ketiga binatang pada kereta ini menyimbolkan kekuatan dari bahari, darat dan juga udara dan juga menyimbolkan sebuah keutuhan wilayah.
Sementara untuk kereta Jempana ini memiliki ukiran motif batik Cirebon. Dimana kereta ini merupakan kereta kebesaran yang digunkan oleh permaisuri yang juga berbahan kayu sawo. Kereta ini juga dibentuk berdasarkan araha dari Pangeran Losari pada tahun 1428M.Hingga sekarang anda mampu menyaksikan sendiri bagaimana kereta ini masih bangun kokoh. Kedua kereta terletak di Gedung Pusaka yang menyimpan berbagi pusaka dari kesultanan Kanoman.
Pada bab lain keraton, anda juga mampu menemukan singgasana Sri Sultan yang dibentuk dari gading serta memiliki usia lebih 700 tahun. Singgasana ini digunakan dikala awal pemerintahan kesultanan Cirebon sampai era Sri Sultan Kanoman yang ke 8. Di bangunan Siti Hinggil anda akan menemukan piring piring porselen dari China. Jika dilihat lihat memang hampir disemua situs prasejarah dilengkapi dengan porselen ini.
Jika di Kasepuhan ada sumur Agung, maka di Kanoman anda akan menemukan 7 buah sumur. Dimana sumur ini yang 2 berada di dalam keraton dan hanya bisa dilihat di waktu tertentu. Sumur yang ada ini memilikikeutamanan dan juga fungsi masing masing. Untuk menemui sumur ini berada di Kebon Jimat dan bisa dikatakan sebagai kawasan yang privasi untuk keluarga Keraton Kanoman.
Namun ada salah satu sumur yang mampu dikunjungi oleh pengunjung adalah sumur Panganten. Sumur ini yakni peninggalan jaman Wali Songo yang dipercaya mempermudah jodoh untuk kaum perempuan. Caranya tentunya dengan mandi di sumur ini atau mengambil airnya. Tak hanya sumur, Keraton Kanoman juga lekat dengan Sunan Gunung Jati yang sampai saat ini masih tetap terjaga dan terus dilestarikan. Seperti contohnya ziarah yang dikemas dalam Grebeg Syawalan.
Pada halaman belakang keraton, anda mampu menemui patung macam yang digunakan sebagai lambang dari Prabu Siliwangi. Kompleks dari Keraton Kanoman yang luas ini tentunya ada beberapa yang bisa dijelajahi ada yang tidak. Namun mampu dikatakan jika bangunan maupun tempat tempat yang ada di keraton ini sangat pas untuk dijadikan spot foto. Terutama untuk anda yang sangat bahagia dengan benda peninggalan dan sejarah.
Harga Tiket Masuk Keraton Kanoman
Image Credit: Situsbudaya.id |
Keraton Kanoman berada di Jl. Winaon, Kampung Kanoman, Kel. Lemahwungkuk, Kec, Lemahwungkuk, Cirebon. Lokasi keraton ini berada sempurna di belakang pasar serta tidak jauh dari Stasiun Kejaksaan Cirebon. Sehingga untuk anda yang berada dari luar kota bisa eksklusif melakukan perjalanan dari stasiun tersebut. Akses kendaraan juga terbilang gampang untuk anda menjangkau keraton Kanoman di kota Cirebon ini.
Karena tidak terlalu mencolok seperti Keraton Kasepuhan, ada baiknya jikalau anda menggunakan jasa warga lokal untuk menemukannya. Mengingat anda harus masuk paar terlebih dahulu kemudian melewati lapangan barulah bisa sampai di Keraton Kanoman. Keraton Kanoman memiliki gerbang yang berhias pirik keramik dan juga ada beberapa sangkar mini sebagai daerah untuk memeliharan binatang peliharaan.
Anda mampu mengunjungi keraton ini pada pukul 09.00 pagi sampai pukul 17.00 sore. Anda juga akan dikenakan tiket masuk yang terbilang terjangkau. Tiket keraton hanya dibandrol mulai dari Rp. 7 ribu saja. Namun harga ini juga mampu naik sewaktu waktu tergantung dari pengelola. Dibandingkan dengan keraton Kasepuhan, harga tersebut memang terbilang lebih terjangkau. Mengingat pengelola benar benar menjadikan kasepuhan sebagai objek wisata.
Mengunjungi kawasan tempat yang berbau sejarah tak hanya mampu mengajak kita untuk menerima tambahan ilmu. Namun juga menyusuri jejak peninggalan sejarah yang akan membawa kita pada kurun lampau. Mengingat peradapan jaman dulu selalu penuh dengan simbol dan makna yang sangat menarik untuk dipelajari. Mengunjungi Keraton yang ada di Cirebon akan menciptakan anda mampu menjelajahi jejak sejarah di masa lalu dengan begitu puas.