Lokasi: Jl. Kasepuhan No.43, Kesepuhan, Kec. Lemahwungkuk, Kota Cirebon.
Map: Cek Lokasi
Berwisata tak hanya harus mengunjungi kawasan yang memberikan hiburan semata. Adakalanya liburan yang juga menawarkan edukasi juga sangat menarik untuk dikunjungi. Seperti halnya dengan mengunjungi daerah bersejarah yang menyimpan banyak kisah dan sangat menarik untuk di kunjungi. Ketika Anda mengunjungi Cirebon, rasanya tidak akan lengkap jika tidak singgah ke Keraton Kasepuhan. Selengkapnya simak ulasan berikut.
Sejarah Singkat Keraton Kasepuhan Cirebon
Image Credit: Pesona.travel |
Untuk mengetahui seluk beluk Keraton maka akan kaitkan dengan asal permintaan Cirebon dan juga raja raja di Kerajaan Cirebon. Kerajaan Cirebon merupakan kerajaan Islam pertama kalinya di Jawa Barat. Letaknya berada di tempat pantai Utara dan berbatasan dengan Jawa Barat dan juga dengan Jawa Tengah. Karena hal tersebut kemudian terciptalah akulturasi budaya yang membuat Cirebon memiliki budaya sendiri yang khas.
Dimana budaya Cirebon merupakan perpaduan dari budaya Jawa dan juga Budaya Sunda. Jika didasarkan pada naskaha Babad Tanah Sunda, Carita Purwaka Caruban Nagari dan legenda berserta mitos yang berkembang, Cirebon awalnya adalah sebuah dukuh kecil yang dibangun atau didirikan oleh Ki Gedeng Tapa. Untuk asal undangan namanya terdapat dua versi dimana Cirebon beradal dari kata Caruban bahasa Sunda yang berarti Campuran.
Diberikan nama demikian alasannya di kawasan ini memang dihuni oleh berbagai suku dan budaya yang bermacam-macam. Untuk versi yang kedua menurut profesi dari masyarakatnya yang menjadi nelayan. Dimana kata Cirebon berawal dari kata Cai yang berarti air dan Rebon yang merupakan udang rebon dan dipakai untuk menciptakan terasi. Apabila yang mendirikan kota Cirebon berjulukan Ki Gedeng Tapa maka yang mendirikan kerajaan adalah cucunya.
Cucunya yang bernama Pangeran Cakrabuana yang merupakan putra pertama Prabu Siliwangi. Pangeran Cakrabuana lahir dari istri pertama yang merupakan putri Ki Gedeng Tapa yaitu Subanglarang. Pangeran yang memeluk agama Islam tersingkir dari Kerajaan Pajajaran. Kemudian pangeran mendirikan pedukuhan di Kebon Pesisir sekitar masa 15 hingga 16. Di tempat inilah beliay mendirikan pemerintahan yang diberi nama Dalam Agung Pakungwati.
Sementara untuk yang mendirikan keraton kasepuhan di tahun 1529 merupajan Cucu dari Cakrabuana. Dimana Putri Cakrabuani yang berjulukan Dwei Pakungwati menikah dengan Sunan Gunung Jati. Dan kedunya melahirkan putra yang diberi nama Pangeran Mas Zainul Arifin. Awalnya karaton kasepuhan diberi nama keraton Pakungwati. Awalnya Keraton Cirebon hanya satu lalu ada konflik yang membuatnya dibagi menjadi dua.
Daya Tarik dari Keraton Kasepuhan
Image Credit: Pergidulu.com |
Keraton Kasepuhan berada di atas lahan yang luasnya 25 hektar dan mempunyai beberapa bangunan di atasnya. Salah satunya bangunana Siti Hinggil yang menjadi bangunan pertama kali menyambut pengunjung saat ke keraton. Siti Hinggil berarti tanah yang tinggi yang dibangun dengan gaya arsitektur Majapahit dan memakai watu bata merah. Didalam kompleks ini terdapat 5 bangunan tanpa dinding dan bangunan utama diberi nama Malang Semirang.
Malang Semirang ini memiliki enam tiang yang merupakan simbol dari rukun iman. Jika secara keseluruhan ada 25 tiang yang merupakan lambang sifat sifat Allah. Bangunan paling depan saja mempunyai makna yang begitu luar biasa sehingga pengunjung harus jeli untuk memperhatikannya. Pengunjung nantinya akan masuk ke kompleks keraton dan disambut dengan gapura yang memiliki gaya Majapahit. Kata Gapura diambi dari Al Ghafur yang artinya maha Pengampun.
Tak hanya melihat arsitek bangunan saja, pengunjung juga bisa melihat benda benda yang menjadi peninggalan keraton. Benda benda ini dijadikan satu dalam sebuah meseum yang ada di dalam kompleks keraton. Bahkan Anda juga mampu menemui kereta keraton yang dulu dipakai. Di meseum ini Anda mampu melihat banyak benda hingga benda pusaka yang nantinya akan menambah pengetahuan Anda seputar keraton.
Melanjutkan perjalanan hingga ke bagian belakang Keraton, Anda akan melihat Keraton Pangkuwati. Keraton ini adalah bangunan pertama yang dibangun Pangeran Cakrabuwana. Keraton ini yang dipakai untuk kuwu atau pemerintahan untuk mengembangkan Islam pada zaman itu. Di kompleks keraton ini, Anda akan mampu melihat jejas peninggalan Pangeran Cakrabuana dan juga Sunana Gunung Jati.
Image Credit: Paradigmabintang.com |
Semua peninggalannya masih dalam terjaga dan ditata dengan apik sehingga mampu Anda nikmati. Tak hanya mengunjungi bangunan utama dari keraton beserta dengan barang peninggalannya, Keraton Kasepuhan hingga sekarang juga sering mengadakan program program tradisi yang diselenggaran setiap tahunnya. Salah satunya kegiatan Panjang Jimat yang diadakan untuk memperingati Maulid Nabi atau kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Di Kareton Kasepuhan juga ada beberapa daerah yang menjadi favorit pengunjung untuk didatangi. Selain meseum Pusaka yang bisa menciptakan Anda melihat banyak sekali koleksi antik dari Keraton. Misalnya Bangsal Istana yang membuat Anda bisa menemui ruangan yang mewah dengan lukisan kuno, lampu kristal hingga keramik yang usianya mencapai 4 periode lebih. Dimana keramik tersebut berasal dari Eropa dan China tertempel pada dinding.
Sumur Agung menjadi lokasi selanjutnya yang juga harus Anda sambangi. Yang menciptakan sumur ini unik ialah airnya yang tak pernah mengering meskipun sudah lebih dari 6 kala. Sumur inilah sumber air yang dipakai untuk mandi, berwudlu hingga minum oleh Sunan Gunung Jati dan juga wali yang lainnya. Saat ini sumur ini sering dipakai untuk upacara dari kerajaan seperti siram, maupun midodareni hingga yang lainnya.
Meskipun kental dengan budaya dan sejarah, namun Anda jangan salah alasannya beberapa ruangan sudah menerima sentuhan modern. Terutama pada bagian Meseum dimana Anda sudha menemuakn ruang souvenir, cafetaria, audio visual yang semuanya dilengkapi dengan 23 CCTV. Membuat Anda akan merasa nyaman saat melaksanakan napak tilas di area keraton yang tidak bisa dikatakan kecil ini.
Harga Tiket Masuk Keraton Kasepuhan Cirebon
Image Credit: Steemit.com |
Karena dibuka sebagai objek wisata, pengunjung bisa masuk mulai pukul 08.00 hingga 18.00 WIB. Anda tentunya juga akan dikenakan dengan tiket masuk masuk yang terbilang terjangkau. Harga tiket di bandrol mulai dari Rp. 10.000 sampai Rp.20.000. Harga tersebut berbeda untuk pelajar dan juga untuk wisatawan domestik. Harga tiket di akhir pekan maupun hari besar akan berbeda dan mengalami kenaikan.
Untuk mengeksplorasi semua tempat keraton kasepuhan, Anda nantinya harus memakai jasa pamandu wisata. Pemandu wisata ini memakai pakaian akhlak dan bertujuan untuk menjaga hal yang tidak diinginkan pada benda ataupun lingkungan keraton. Jasa pemandu wisata ini tidak mempunyai patokan harga namun biasanya pengunjung memperlihatkan tips senilai Rp. 20 ribu sampai Rp. 50 ribu.
Mengunjungi tempat satu ini tak hanya untuk sekedar wisata, namun juga untuk mencar ilmu sejarah pada kurun kerajaan dulu. Apalagi mampu dikatakan Keraton Cirebon ini merupakan ikon dari Cirebon yang tidak mampu dilewatkan. Anda akan diajak untuk mencicipi abad 4 hingga 6 abad yang lalu. Pengunjung juga akan dibawa pada kebesaran saat bangsa Indonesia masih terpecah dalam pemerintahan kerajaan dan kesultaan sebelum merdeka.