Lanjut ke cerita akad dan resepsi pernikahan yang diadakan di Bilik Kayu Heritage Resto Jogja pada bulan Oktober 2019. Tetapi, sebelumnya saya sedikit jelaskan dulu, ya. Di postingan ini gak akan ada foto pengantin perempuan dan Nai. Alasannya, adik ipar saya dan Nai sekarang sudah berhijab.
Sesuai namanya, Bilik Kayu adalah resto dan coffee shop dengan bangunan yang terbuat dari kayu. Nuansa Jawa klasik juga terasa di sini. Jadi ingat dengan nuansa resto di Oemah Djowo, Jogja.
[Silakan baca: Makan Sore di Oemah Djowo, Jogja]
Di bilik kayu terbagi dalam 3 area. Ada coffee shop, pendopo utama, dan resto. Semuanya menggunakan nama Bilik di depannya. Tetapi, saya hanya ingat Bilik Koffie untuk nama coffee shop.
Meja penerima tamu, Bangunan dii belakangnya adalah Bilik Koffie
Alasan utama memilih Omah Pelem Homestay dan Baysville Timoho sebagai tempat menginap karena jaraknya dekat banget dengan Bilik Kayu Heritage. Hanya sekitar 650 meter. Jalan kaki sekitar 8 menitan. Deket banget, kan? Tapi, tetep kami ke sananya naik bis, dong. Biar gak keringetan sampai ke lokasi hahahaha.
[Silakan baca: Review Baysville Timoho Residence Jogja]
Tim seserahan
Selain itu, kami juga sekalian check out dari Baysville. Sebelum berangkat, semua barang diangkut dan dipindahkan dulu ke Omah Pelem. Keluarga adik ipar masih lanjut menginap di sana. Jadi kami masih bisa taro barang. Gak langsung dibawa ke bis.
Gerbang masuk ke acara akad dan resepsi pernikahan
Bisa dikatakan waktu angkut-angkut lebih lama daripada perjalanan ke lokasi. Baru juga masuk bis udah sampe lagi. Ya iyalah cuma butuh 2 menit. Parkiran di Bilik Kayu Heritage cukup luas sehingga bis pun bisa parkir.
Karena kami keluarga pengantin pria, diminta untuk gak langsung masuk. Diminta menunggu sejenak, kemudian diarahkan ke Bilik Koffie. Kami kembali diminta menunggu.
Sambil menunggu acara dimulai, kami pun ngopi-ngopi dulu. Tapi, tenyata banyak juga yang pengen ngopi baik dari keluarga kami dan besan. Sampai untuk sementara waktu gak terima pesanan lagi. Ya udah lah saya berkeliling dulu hehehe.
[Silakan baca: Ngopi di Cofi]
Ketika sedang berkeliling, saya melihat salah sudut (kalau gak salah di area resto) ada jejeran kursi. Kalau lihat susunannya kayak untuk akad nikah. Luas ruangannya lebih kecil dari pendopo utama tempat kami menyelenggarakan akad nikah.
Persiapan menjelang akad nikah
Kemudian kami diminta bersiap-siap masuk ke pendopo untuk menyaksikan pelaksanaan akad nikah. Setelah keluar besar calon pengantin perempuan menempati tempat duduk yang disediakan, kami pun beriringan masuk. Kurang lebih prosesnya sama kayak akad nikah pada umumnya.
Saat akad nikah, sahabat almarhum papah yang mewakili pihak keluarga untuk memberikan sambutan. Kedua orangtua saya, kan, berdarah sunda. Bener-bener gak paham adat Jogja. Makanya sejak awal papah minta tolong sahabatnya yang memang keturunan Jogja untuk membantu. Dari mulai perkenalan keluarga hingga resepsi. Ya biar lebih mantap aja gitu kalau ada yang paham. Qadarullah, papah gak bisa menyaksikan pernikahan putra bungsunya karena wafat beberapa bulan sebelum hari H.
Jogja di sore itu cukup cerah. Tetapi, juga bikin saya haus terus. Minuman yang disediakan panitia, rasanya belum cukup. Apalagi kami ingin minum yang dingin.
Saya pesan beberapa gelas Ice Lemon Tea di resto. Harganya Rp13.500,00 per gelas. Saya pikir karena harga resto jadinya agak lumayan. Ternyata gede aja gelasnya! Padahal udah pesan lumayan banyak. Bikin kembung perut hahaha!
Dari akad memang gak lanjut ke resepsi. Ada jeda sekitar 1 jam karena pengantin perempuan berganti pakaian. Makanya saya pesan minuman di resto. Karena yang untuk acara belum boleh disajikan.
Keke diapit kedua omnya
Setelah menunggu kurang lebih sejam, keluarga inti kedua pengantin diminta berbaris. Nah ini agak unik. Sedangkan keluarga besar bergabung dengan para tamu. Bahkan gak pernah kebayang sama saya sebelumnya masuk ke pelaminan dengan cara seperti ini.
Umumnya pengantin dan keluarga masuk ke pelaminan dengan beriringan. Terkadang diiringi dengan tari-tarian. Tetapi, di sana kami diminta masuk satu per satu. Pertama yang masuk kakak kandung adik ipar dan istrinya. Saya dan suami berikutnya karena adik ipar hanya punya satu sodara kandung. Pengantin masuk terakhir, setelah kedua orang tua.
Kami harus berjalan di sini sampai ke pendopo. Macam peragawati dan peragawan abal-abal hehehe.
Mana suami tumben-tumbenan gandeng tangan istrinya Padahal jarang banget dia kayak gituuuu. Makanya sampe disuit-suitin ma keluarga besar. Duuuuuhh! Hihihi.
Setelah akhir acara, adik ipar bilang kalau terjadi sedikit miss communication dengan pihak wedding organizer. Sebetulnya konsep masuk yang diinginkan oleh adik saya dan istrinya gak sepertinya. Makanya kedua mempelai juga terkejut. Untuk aja semua bisa berimprovisasi. Jadi dibikin seru-seruan dan unik. Lagian hanya kesalahan yang minor. Selebihnya acara berjalan lancar. Makanya gak kecewa juga.
Setelah semua rombongan masuk, ada sedikit acara formalitas yaitu memberikan sambutan dan do'a. Setelah itu, kami dipersilakan menikmati hidangan yang disediakan. Bisa dibilang pelaminan hanya dipakai untuk acara akad. Pengantinnya juga ikut jalan-jalan menemui tamu satu per satu. Gak selalu ada di pendopo.
Oiya, selama acara berlangsung, tamu diminta untuk tidak posting apapun di social media. Adik saya dan istrinya ingin keluarga dan semua tamu benar-benar menikmati acara. Gak sibuk dengan smartphone masing-masing. Saya lihat semua tau enjoy dengan acaranya.
Adik saya (tengah) dan para sepupu
Adik saya dan istrinya gak mengundang banyak orang. Hanya keluarga dan teman-teman yang benar-benar dekat yang diundang. Semacam private party karena yang datang bisa saling mengenal. Kedua pengantin juga menyapa semua tamu.
Peran MC juga gak bisa dianggap remeh. Menurut saya, MC saat itu bisa bikin acara jadi seru. Pembawaannya gak kaku dan formal. Malah lucu ngemsinya.
Meskipun ada band, semua boleh menyanyi. Para sahabat juga mengucapkan secara langsung di panggung. Jadi mungkin itu yang bikin semua yang hadir gak pada sibuk dengan hp. Kalaupun dikeluarkan sekadar untuk berfoto sebentar. Setelah itu saling ngobrol lagi.
Waktu akad dan pernikahannya memang agak beda seperti pada umumnya. Akad dilaksanakan setelah Ashar. Jeda 1 jam, kemudian lanjut ke resepsi. Acara ditutup pukul 7 malam. Berhenti sejenak saat Maghrib.
Area makan untuk keluarga dan tamu VIP. Baru keingetan difoto ketika acara udah selesai. Udah rada berantakan meja dan kursinya hehehe
Cuaca udah gak terlalu terik saat resepsi dimulai. Acara yang dilaksanakan sore hari ini terkesan romantis. Terasa perubahan suasana. Ketika dimulai masih terang. Menjelang maghrib lampu pun mulai dinyalakan.
Makanan yang disajikan cukup melimpah. Alhamdulillah gak kurang dan penataannya juga bagus. Tetapi, saya gak bisa komen tentang rasanya. Setiap kali diminta mengurus pernikahan, suka gak nafsu makan di acara resepsi. Bawaanya udah kenyang dulu. Mungkin secara gak sadar agak sedikit stress khawatir acara gak berjalan lancar.
[Silakan baca: Resepsi Pernikahan di Malaysia]
Meskipun kali ini saya hanya sebagai ketua panitia dari keluarga besar pengantin pria. Bukan sebagai wedding organizer. Tetapi aja ilang nafsu makan. Nanti baru berasa lapar banget setelah acara selesai. Untung aja di Omah Pelem masih banyak sisa nasi kotak hahaha.
Satu-satunya yang saya nikmati adalah kopi. Disediakan kopi yang dikemas dalam botol untuk para tamu. Bukan souvenir, ya. Tapi, tamu bebas ambil kayak minuman lainnya. Rasa kopinya enak juga, gak kemanisan. Suami malah pesan kopi di coffee shop-nya. Padahal stok kopi dalam botol disediakan lumayan banyak.
Mamah memberikan ucapan terima kasih dan memimpin doa sebelum perjalan pulang
Alhamdulillah acara akad hingga resepsi berjalan dengan lancar. Kami pun pulang ke Omah Pelem. Sekadar ganti baju, beres-beres, kemudian lanjut pulang ke Bandung. Kami harus bergegas pulang karena besok pagi sudah ada yang harus ngantor.
[Silakan baca: Review Omah Pelem Jogja]
[Silakan baca: Review Omah Pelem Jogja]
Sampai Bandung Senin pagi. Sebagian besar keluarga turun. Kami pun langsung lanjut ke Jakarta. Perjalanan pulang dari Jakarta ke Bandung sangat lancar. Kami mampir dulu ke Sate Maranggi Cibungur untuk makan siang. Alhamdulillah semua dilancarkan.
[Silakan baca: Sate Maranggi Cibungur]
Bilik Kayu Heritage Resto Jogja
Jl. Ipda Tut Harsono No.72
Muja Muju, Kec. Umbulharjo
Daerah Istimewa Yogyakarta 55165
Phone: +622742923988
http://www.bilikkayuresto.com/
IG: @bilikkayu.resto